Ini Dia Jenis Kutu yang Menyerang Tanaman Jeruk, dan Cara Pengendaliannya

Infarm
09 November 2024
.
Ini Dia Jenis Kutu yang Menyerang Tanaman Jeruk, dan Cara Pengendaliannya
1315
.

Tanaman jeruk menjadi salah satu tanaman hortikultura yang sangat menguntungkan jika diusahakan, karena memiliki potensi yang terus berkembang. Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan tanaman jeruk, terdapat tantangan yang harus dihadapi seperti hama dan penyakit.

Penyebab Tanaman Jeruk Tidak Berbuah

Pada umumnya tanaman tidak selalu bertumbuh dengan baik, terkadang pertumbuhannya lambat hingga tidak mau berbuah. Penyebabnya ada 2 fakto, yaitu abiotic dan biotik. Faktor abioti terdiri dari suhu, cahaya, iklim, garam, air, dan unsur hara. Faktor biotik yaitu, protozoa, jamur, bakteri, virus, dan hama.

Baca Juga: Tanda-tanda Tanaman Terserang Ulat Daun, dan Cara Pengendaliannya

Hama adalah organnisme yang menyerang tanaman sehinga pertumbuha dan perkembangannya terganggu. Gangguan terhadap tanaman yang disebabkan oleh virus, bakteri, dan jamur disebut penyakit. Tidak seperti hama, penyakit tidak memakan tumbuhan, tetapi mereka merusak tumbuhan dengan menggangu proses-proses dalam tubuh tanaman sehingga mematikan tanaman.

Namun terdapat suatu jenis hama yang sering hinggap pada tanaman jeruk, yaitu kutu-kutuan. Hama tersebut sering banget menyerang tanaman jeruk, jenisnya sangat bervariasi. akibat dari serangannya pertumbuhan tanaman menjadi sedikit terhambat.

Jenis Hama Kutu Pada Tanaman

Setiap tanaman pasti memiliki hama dan penyakit yang mengganggu tumbuh kembangnya tanaman tersebut, begitupula dengan tanaman jeruk. salah hama yang terkenal adalah kutu, berikut penjelasan jenis kutu yang menyerang tanaman jeruk:

Baca Juga: Cara Efektif Pengendalian Hama Lalat Buah Pada Tanaman Tomat

1. Kutu Loncat
Kutu loncat jeruk ini menyerang kuncup, tunas, daun-daun muda dan tangkai daun. Serangannya mengakibatkan tunas-tunas muda keriting dan pertumbuhannya terhambat. Apabila serangan parah, bagian tanaman terserang biasanya kering secara perlahan kemudian mati.
 
Hama kutu loncat merupakan vector penyakit CVPD. Jika di kebun jeruk tidak ada pohon yang terinfeksi penyakit CVPD karena ditanami dengan bibit jeruk bebas penyakit, maka kehadiran serangga penular ini hanya merupakan hama biasa yang merusak tunas muda.
 
2. Kutu Daunn Cokelat
Kutu daun coklat dan hitam adalah hama pembawa virus CTV (Citrustristesa Virus). Hama ini mengisap cairan tanaman yang mangakibatkan helaian daun muda menggulung. Kutu menghasilkan embun madu pada permukaan daun sehingga merangsang jamur tumbuh (embun jelaga).
 
Hama ini juga mengeluarkan toksin sehingga timbul gejala kerdil, deformasi, dan terbentuk puru pada helaian daun.Fase kritis terjadi pada tunas muda. Adapaun ambang pengendalian adalah 20 ekor per tunas.
 
3. Thrips
Thrips menyerang bagian tangkai dan daun muda yang dapat mengakibatkan helai daun menebal, kedua sisi daun agak menggulung ke atas dan pertumbuhannya tidak normal. Serangan pada buah meninggalkan bekas luka berwarna coklat keabu-abuan yang disertai garis nekrotis di sekeliling luka, tampak di permukaan kulit buah di sekeliling tangkai atau melingkar pada sekeliling kulit buah.
 
Fase kritis pada tunas muda dan bunga 5 sampai 10 persen terserang. Ambang pengendalian adalah 5 sampai 10 ekor perkelopak bunga. Kerusakan serangan hama ini dapat menurunkan kualitas sebesar 30-60%.
 
4. Kutu Sisik
Gejala serangan hama ini adalah daun yang terserang akan berwarna kuning, terdapat bercak-bercak klorotis, dan seringkali membuat daun menjadi gugur. Jika serangan terjadi di sekeliling batang, akan menyebabkan buah gugur.
 
Kutu sisik menyebabkan tanaman menjadi meranggas dan kering bahkan menyebabkan kematian ranting dan tanaman. Fase kritis pada batang dan buah. Ambang pengendalian adalah 5 ekor per 10 cm cabang.

Cara Pengendalian Hama Kutu

Terdapat beberapa cara mudah untuk mengendalikan hama kutu pada tanaman jeruk, antara lain:

  1. Penanam jeruk sebaiknya dilakukan di atas gundukan, agar pangkal batang tidak terlalu lembab karena pathogen jamur berkembang cepat pada kondisi lembab.
  2. Perbaikan saluran drainase agar air mengalir dengan baik, sehingga kelembaban tanah terjaga.
  3. Sanitasi kebun untuk menjaga kebersihan kebun juga perlu kita lakukan.
  4. Sterilisasi alat pertanian yang digunakan.

Artikel Trending