.
.
Kentang merupakan salah satu tanaman penting yang mempunyai masa simpan sangat lama, sehingga proses penjualannya pun bisa dilakukan saat harganya sedang naik agar mendapatkan keuntungan yang lebih besar.
Selama ini kentang terkenal dengan penanamannya yang harus dilakukan pada dataran tinggi. Penanamannya sering dilakukan pada daerah pegunungan dengan tinggi sekitar 1.000-3000 mdpl dan kurang baik jika ditanam pada dataran rendah.
Meski begitu, bukan berarti kentang tidak dapat dibudidayakan di dataran rendah. Pada dataran rendah pun, komoditas hortikultura penghasil umbi itu memungkinkan untuk dibudidayakan dengan hasil yang lumayan, asalkan lahan yang akan ditanami itu memenuhi syarat untuk tumbuhnya kentang yang akan ditanamnya.
Baca Juga: Subur dan Berbuah Lebat Tanam Strawberry di Daerah Panas
Syarat Penanaman
Area dataran rendah yang cocok untuk budidaya kentang adalah lahan yang memiliki ketinggian kurang dari 700 m dpl. Jika kalian berada dalam ketinggian seperti itu, ada beberapa persyaratan yang harus diperhatikan sebelum melakukan penanaman. Persyaratan tersebut diantaranya
- Lebih baik menggunakan Jenis tanah Latosol atau Alluvial.
- Suhu udara malam hari 20 - 27 C
- Terdapat angin agar lingkungan menjadi dingin dan sejuk.
- Ketersedian air yang cukup dan tanaman terhindar dari genangan.
- Lahannya bukan bekas dari tanaman pisang.
Baca Juga: Cara Budidaya Black Sapote Dari Biji, Agar Cepat Berbuah
Permasalahan Menanam Kentang di Dataran Rendah
Budidaya kentang pada dataran rendah tidaklah jauh berbeda dengan datarn tinggi. Permasalahan yang muncul juga sangat bervariasi. Berikut beberapa permasalah yang muncul pada penanaman kentang di dataran rendah:
1. Suhu Udara
Pada daerah tropis seperti indonesa ini, suhu yang tinggi pada siang maupun malam hari mengakibatkan pembentukan umbi terhambat. Dalam mengatasi hal ini, bisa dilakukan dengan cara menutup media tanam kentang menggunakan mulsa jerami. Adanya perlakuan tersebut, diharapkan suhu tanah dan suhu udara disekitar batang tanaman menjadi rendah, serta kelembapannya meningkat. Kondisi suhu yang stabil memacu pertumbuhan umbi kentang menjadi lebih baik.
2. Penyakit Layu Bakteri
Layu bakteri merupakan salah satu penyakit yang banyak menyerang tanaman kentang. Serangan penyakit ini lebih banyak muncul jika ditanam pada dataran rendah, dibandingkat dataran tinggi. Untuk mengatasi hal ini, dapat melakukan pembersihat media tanam dari gulma dan memastikan media tanam tidak terendam air terlalu lama. Kalian juga bisa menggunakan pupuk kandang yang sudah matang sempurna.
3. Mudah Tergenang Air
Sata musim hujan, budidaya tanaman kentang pada dataran rendah seringkali tergenang oleh air. Apalagi hujan yang turun sangat deras, sehingga lahan drainase lahan menjadi lambat berfungsi untuk mengalirkan air yang berlebihan. Maka dari itu, perlu adanya saluran drainase yang baik agar air dapat mudah terbuang dari lahan penanaman. Supaya kentang tidak mudah tergenang air, tanamlah kentang pada musim kemarau, tetapi pastikan tanaman tetap mendapatkan air dengan cukup atau ditanam pada akhir musim hujan ketika air masih tersedia cukup.
4. Jarak tanam
Jarak tanam kentang di dataran rendah upayakan lebih rapat, misalnya 30 X 50 cm. Tujuan adalah agar ruang antar tanaman lebih sempit, sehingga pertumbuhan tunas cabang utama lebih cepat dan relatif banyak. Tanaman kentang yang ditanam dengan jarak yang lebih lebar, misalnya 30 X 70 cm akan menyebabkan ruang antar tanaman lebih terbuka karena pertumbuhan tunas cabang utama lebih lambat dan sedikit.
Proses Penanaman Kentang
Proses penanaman kentang pada dataran rendah tidak berbeda jauh dengan penanaman di dataran tinggi. Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan agar budidaya kentang dapat menghasilkan umbi yang banyak. Berikut hal-hal agar penanaman kentang kalian berhasil:
1. Pemilihan Bibit
Bibit kentang yang digunakan harus berasal dari umbi yang baik. Selain itu, pilihlah bibit yang tidak cacat, telah memiliki tunas sekitar 3 sampai 5 dengan tinggi sekitar 2 cm atau telah melalui proses penyimpanan selama empat bulan.
2. Media Penanaman
Siapkan polybag tanam yang berukuran sekitar 50 cm x 80 cm sebanyak kentang yang akan ditanam. Polybag tanam tersebut perlu memiliki lubang sekitar 3 hingga 4 di sekelilingnya untuk sistem drainase.
Jika kalian menanam pada area lahan luas, maka pastikan lahan diolah terlebih dahulu dan dibuat bedengan dengan lebar 100 - 110 cm. Pastikan juga membuat saluran drainase sedalam 30 cm dan lebarnya juga 30 cm. Dengan ukuran draenase tersebut, maka air tidak mudah menggenangi tanaman.
3. Penanaman
Tahap selanjutnya yaitu proses penanaman. Pertama masukan media tanam dalam polybag setinggi 20 sampai 30 cm. Setelah itu tanam bibit kentang dengan kedalaman sekitar 10 cm dengan posisi tunas menghadap atas.
Sedangkan pada lahan luas, buat lubang tanam dengan kedalaman 20 cm pada bedengan. Jarak tanam antar lubang dalam satu baris 30 cm dan jarak antar baris 50 cm, dengan cara penanaman seperti ini, maka setiap bedengan berisi dua baris tanaman kentang.
4. Perawatan Tanaman
Setelah sekitar 10 hari setelah tanam, maka biasanya bibit sudah merata pertumbuhannnya, Setelah tanaman berumur satu bulan, jika melakukan penanaman di polybag lakukan penambahan media tanam, tujuanya agar umbi yang telah tumbuh tidak terkena sinar matahari dan umbi berubah warna menjadi kehijauan dan beracun.
Lakukan penyiraman rutin setiap hari atau bisa dilakukan sesuai dengan kondisi kelembapan media tanam dalam polybag. Lakukan pemupukan dengan pupuk cair atau juga pupuk padat.
5. Panen
Masa panen tanaman kentang yaitu berumur sekitar 10 minggu hingga 4 bulan setelah penananam. Sebaiknya lakukan pemanenan umbi kentang setelah tanaman kentang mati semua yang ditandai dengan daun dan ujung batangnya yang mengering.