.
.
Cabai rawit (Capsicum anuum L.) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Cabai rawit dibutuhkan setiap keluarga, restoran, industry dan lainnya sebagainya sebagai bahan pencampur makanan, bumbu, bahan baku industry dan lain-lain.
Menanam cabai bisa menjadi pekerjaan utama atau pekerjaan sampingan untuk menambah penghasilan. Harga cabai rawit bisa dengan mudah mengalami fluktuasi, tetapi karena harga cabai yang cenderung mahal, menanam cabai rawit di rumah menjadi solusi untuk bisa menghemat pengeluaran.
Baca Juga: Rahasia Sukses Menanam Cabai Rawit Bagi Pemula
Cara Menanam Cabai Rawit
Menanam cabai rawit sendiri sebenarnya tidaklah sulit. Kalian hanya perlu beberapa langkah sederhana, sudah bisa menanam di rumah. Seperti apa caranya menanam cabai rawit dirumah? Yuk simak penjelasan Minfarm
1. Persiapan Media Semai
Sebelum memulai menanam, kalian perlu untuk melakukan tahap semai. Pertam siapkan dulu media penyemaian untuk benih cabai. Media yang dianjurkan untuk penyemaian adalah campuran tanah, kompos, dan sekam bakar dengan perbandingan 3:2:1 secara berurutan.
Untuk wadahnya kalian bisa menggunakan gelas plastic atau kantong plastik yang diberi lubang pada bagian bawah, kalian juga bisa menggunakan try semai yang bisa dibeli di Infarm. Jika ingin praktis penyemaian bisa dlakukan dengan media rockwool.
2. Persiapan Benih
Benih yang digunakan untuk penanaman harus memiliki kualitas yang baik, dengan berisi dan pastinya bernas. Namun sebelum disemai, benih direndam dalam air selama 3 jam. Pilihlah benih yang mengendap di dasar, karena benih yang mengambang itu pertanda benih kosong atau tidak berisi. Cara ini bertujuan untuk mempercepat masa dormansi atau pertumbuhan benih saat ditanam. Setelah itu tiriskan benih dan dikering anginkan di atas kertas koran agar tidak lengket di tangan saat proses penyemaian.
3. Proses Penyemaian
Benih yang sudah siap ditanam satu persatu dimasukkan dalam wadah semai. Selama proses penyemaian, penyiraman dilakukan dengan cara disemprot agar benih tidak terlalu banyak mengenai air. Saat masih awal tempatkan semai pada area yang teduh, tetapi jika sudah 5 hari pindahkan ke area yang banyak mendapatkan sinar matahaari, dan lebih baik jika ada penghalang seperti paranet.
Jika cuaca akan turun hujan, amankan semai kalian pada tempat yang teduh. Ini bertujuan agar tanaman tidak goyah atau rubuh terkenang terpaan air dan angin. Prose semai benih cabai rawit membutuhkan waktu sekitar 25-30 hari.
4. Penanaman
Penanaman cabai rawit di media tanam yang baru dapat dilakukan setelah bibit tanaman cabai rawit memiliki 3-4 daun asli. Bibit cabai rawit dapat dipindahkan ke pot atau polybag lain dengan media tanam baru agar cepat tumbuh.
Jika kalian menggunakan pot atau polybag, campurkan terlebih dahulu tanah, kompos, dan pupuk kandang dengan perbandingan 3:2:1. Ukuran pot atau polybag besar yang dianjurkan adalah 40 x 50 cm. Proses pindah tanam ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar bibit mempunyai waktu yang cukup untuk beradaptasi pada malam harinya.
Sebelum bibit dipindahkan, terlebih dahulu disiram dengan air sampai medianya jenuh. Selanjutnya bibit dikeluarkan dari wadah pembibitan dengan hati-hati dan ditanam pada pot atau polybag besar.
5. Perawatan Tanaman
Perawatan tanaman merupakan kunci keberhasilan dalam sebuah penanaman. Perawatan ini harus dilakukan secara teratur yang meliputi penyiraman, pemangkasan, penyiangan.
Penyiraman tanaman dapat dilakukan setiap hari pada pagi dan sore hari. Untuk menjaga kondisi media tanam perlu dilakukan penyiangan setiap dua minggu, dengan cara membuang rumput-rumput liar yang ada di sekitar pot atau polybag. Jika tidak dibuang rumput liar bisa menjadi tempat inang hama berkembang biak.
Sekitar 7 hari setelah pindah tanam, hal yang dapat dilakukan adalah memotong daun tanaman cabai rawit bagian atas. Ini bertuuan agar tanaman cabai kalian dapat lebih cepat berbuah nantinya. Jika tunas samping serta bagian daun sudah tumbuh sampai dengan ketinggian 25 cm segera melaukan perompelan atau pemangkasan tunas air. Pemangkasan bertujuan untuk menghindari percikan air penyiraman yang menempel pada bagian tanaman, batang menjadi kokoh dan kuat, pertumbuhan bagian atas tanaman lebih sempurna, dan sirkulasi udara lebih baik.
Pemasangan ajir dilakukan sedini mungkin menggunakan bahan yang kuat, seperti kayu, bambu atau bahan lainnya. Ajir akan berfungsi sebagai penyanggah tanaman agar dapat berdiri tegak.
6. Pemupukan
Pemupukan tanaman cabai bisa dimulai setelah pindah tanam. Saat fase pertumbuhan gunakan pupuk organic cair sayur dari Infarm, kandungan didalamnya cocok banget untuk fase generatif atau pertumbuhan tanaman. Kalau sudah berumur 40 hari tanaman akan beralih ke fase pembungaan, maka pemupukan haris berganti menggunakna POC Buah Infarm. Hal ini bertujuan untuk mendukung munculnya bunga dan bakal buah.
Namun jika ingin hemat kalian bisa menggunakan POC Cabai Infarm, ini sangat direkomendasikan karena bisa digunakan baik fase pertumbuhan maupun fase pembungaan. Selain itu kandungan dari bahan tersebut bisa mmebuat cabai menjadi lebih pedas.
Untuk cara penggunaannya, kalian bisa rutin beri setiap 1 minggu sekali dengan cara dikocor. Larutkan terlebih dahulu 2 pam dalam 1 liter air. Bahan yang terkandung ini organic, jadi lebih aman untuk tanaman dan lingkungan
7. Pengendalian Hama Penyakit
Tantangan yang cukup berat dalam budidaya cabai rawit adalah serangan hama dan penyakit. Hama yang banyak menyerang tanaman cabai rawit antara lain ulat tanah, ulat grayak, , kutu kebul, kutu daun, trips dan tungau. Sedangkan penyakit yang banyak menyerang antara lain, virus kuning, busuk buah atau antraknosa, layu fusarium, layu bakteri, hingga busuk batang.
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menerapkan prinsip pengendalian hama terpadu (PHT), yaitu melakukan budidaya secara sehat yang diawali dengan pemilihan varietas berkualitas, benih yang bebas serangan OPT, perlakuan benih, sterilisasi media semai, penyiraman, sanitasi lahan dan pemupukan secara teratur, serta pengamatan rutin setiap pagi dan sore hari. Jika ditemukan hama, langsung dilakukan pengendalian secara mekanik, yaitu dengan mengambil hama dan menyingkirkannya. Sedangkan bila ada yang terserang penyakit segara pisahkan atau isolasi dari tanaman lain, agar penyakit tersebut tidak menular dengan lainnya.
8. Panen
Panen cabai rawit dilakukan saat berumur sekitar 80 hingga 90 hari setelah tanam (HST), tergantung pada varietas dan ketinggian tempat tumbuh. Panen sebaiknya dilakukan pada cuaca cerah. Cabai rawit bisa dipanen setiap seminggu sekali.